Minggu, 26 April 2015


APRESIASI PETA




Apresiasi peta adalah suatu studi dan analisa dari peta topografi yang menitik beratkan pada masalah penilaian dan mutu. Apresiasi peta adalah satu bagian yang sangat penting dalam pekerjaan kartografi, sebab dengan melakukan penilaian akan diperoleh perbaikan dari hasil produksi peta tersebut. Secara umum penilaian akan berhubungan sampai sejauh mana peta yang dihasilkan tersebut memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah dibuat, atau dapat juga dikatakan apakah peta yang dihasilkan tersebut sudah cukup efisien sebagai media komunikasi. Apresiasi juga memperhatikan hubungan antara maksud dan tujuan pembuatan peta dengan pengguna peta.

Apresiasi peta merupakan suatu ukuran atau standar di dalam memberikan penilaian pada suatu peta topografi, artinya sampai sejauh mana peta topografi yang dihasilkan memenuhi persyaratan atau spesifikasi yang telah dibuat. Pemberian suatu kriteria penilaian untuk sebuah peta topografi tidaklah sama untuk semua peta topografi yang dihasilkan, perlu diperhatikan dulu maksud dan tujuan pembuata peta topografi oleh pengguna peta. Setiap produik peta topografi sebaiknya memang perlu diberikan suatu penilaian, sehingga pengguna peta bisa mengetahui sampai sejauh mana ketelitian atau klasifikasi peta topografi yang digunakan. Ada sejumlah kriteria yang dapat dijadikan acuan di dalam penilaian sebuah peta topografi, antara lain yaitu:

KRITERIA GEOMETRIK

Kriteria geometrik umumnya dalam bentuk data yang terdapat pada informasi tepi peta, yang antara lain berkaitan dengan data geodetis, skala peta, arah utara dengan diagram deklinasi, ketepatan ukuran muka peta (berdasarkan koordinat empat titik ujung peta), tahun kompilasi, metode survey, tanggal dan tahun pemotretan, tanggal atau tahun publikasi.

Daftar di atas dapat dinyatakan sebagai informasi geometrik yang dapat diberikan pada peta topografi. Apa yang ditetapkan untuk pertimbangan (dalam menganalisa peta) harus selalu dibandingkan dengan kenyataan yang ada atau yang disajikan. Perlu diperhatikan apakah informasi yang disajikan sudah lengkap dan jelas dihubungkan dengan dengan maksud dan tujuan pembuatan peta tersebut.

Bagian terakhir yang dilakukan adalah masalah ketelitian geometriknya. Pada umumnya, sedikit sekali peta topografi yang dihasilkan mencantumkan spesifikasi tentang ketelitian ini, apalagi kalau dihubungkan dengan metode kompilasi serta bahan atau material yang digunakan. Memang agak sulit untuk menentukan ketelitian (matric accuracy) dari sebuah peta, yang paling sering digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mempengaruhi adalah ketelitian kontrol horisontal dan vertikal.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada peta topografi dari aspek geometrik, antara lain:
  • apakah peletakkan dan penulisan sistem koordinat sudah benar dan sesuai dengan spesifikasi teknis;
  • apakah ukuran muka peta sesuai dengan spesifikasi teknis;
  • apakah ukuran panjang garis gratikul dan grid sudah benar;
  • apakah lokasi dan ketelitian titik tinggi benar jika dikaitkan dengan garis kontur.

KRITERIA KARTOGRAFI

Kriteria kartografi merupakan kelanjutan dari kriteria geometri dan kriteria produksi. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain penggunaan warna apakah cukup efisien ditinjau dari sudut visualisasi dan reproduksi, penggunaan jenis simbol peta, jenis dan ukuran huruf yang digunakan dikaitkan dengan kemudahan di dalam membaca peta, cara penempatan nama, cara penyajian relief, isi pada informasi tepi khususnya yang berkaitan dengan penggunaan simbol peta.

Sejumlah analisa untuk faktor-faktor diatas dapat dilakukan, antara lain:
  • penggunaan warna apakah cukup efisien jika dipandang dari sudut reproduksi dan visualisasinya;
  • apakah pemilihan dan pemakaian jenis simbol yang disajikan sudah benar atau sesuai dengan kaidah kartografi;
  • apakah pemilihan jenis dan ukuran huruf yang digunakan sudah sesuai, dan apakah huruf yang digunakan mudah dibaca dikaitkan dengan pengaruh latar belakang, jenis dan ukuran huruf;
  • apakah cara penempatan nama yang dilakukan sudah benar dan sesuai dengan posisi yang mudah dibaca oleh pengguna peta;
  • apakah cara yang dipilih untuk penyajian rilief sudah benar, bagaimana hubungan selang kontur dengan skala peta, dengan maksud dan tujuan pembuatan peta;
  • apakah informasi tepi yang disajikan sudah lengkap dan apakah semua simbol sudah ada penjelasannya;
  • apakah tingkat generalisasinya konsisten dengan skala peta, serta maksud dan tujuan pembuatan peta.

Ada beberapa kesalahan yang sering dijumpai pada sebuah peta Topografi, antara lain:

kesalahan yang disebabkan karena adanya jarak yang melebihi batas maksimum dan minimum sesuai yang ditetapkan antara dua unsur; sungai tidak tergambar sesuai bentuk kontur.

Penggambaran unsur sungai dengan garis kontur

kesalahan karena adanya dua unsur yang saling bertampalan tumpang tindih antara simbol-simbol kartografi. 

Unsur rumah bertampalan

 kesalahan karena penempatan teks sebuah lokasi yang tidak sesuai dengan unsur lainnya; penempatan teks    yang tidak sesuai dikaitkan dengan unsur yang diwakili.

Penempatan teks yang salah

-     kesalahan karena kelebihan atau kekurangan unsur-unsur yang disajikan; kepadatan titik tinggi.
-     kesalahan pada penyajian simbol unsur muka bumi; simbol yang disajikan tidak proporsional.
-      kesalahan pada orientasi sebuah unsur.

KRITERIA GEOGRAFI

Kriteria geografi berkaitan dengan beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, antara lain kebenaran (reliability) isi peta secara geografis, apakah isi peta sudah benar secara geografis, seperti ejaan nama-nama, cara penempatan nama; kompilasi peta dan penerbitan peta, perlu informasi pada peta yang dihasilkan tentang kapan dilakukan kompilasi dan tahun penerbitannya, apa peta sudah cukup mutakhir; penggunaan nama-nama geografis (toponimi), apakah penggunaan nama-nama geografis sudah sesuai dengan kaidah toponimi.

KRITERIA DIDAKTIK

Analisa dalam kriteria ini merupakan hal yang cukup penting dan hal ini hanya bisa diperoleh bila kriteria-kriteria sebelumnya sudah diperhatikan. Analisa yang dibuat pada dasarnya lebih ditujukan kepada isi peta dan cara penyajian, serta penyesuaian dengan maksud dan tujuan peta tersebut dibuat. Pada kriteria ini harus dapat dinilai sampai sejauh mana peta tersebut berhasil membawa ‘misi’nya, baik dari sudut informasi maupun dari sudut isi dan penyajiannya; serta sampai sejauh mana efisiensi dari penyajian informasi dapat dicapai dari sudut pandang ‘visual perceptive’.

Kriteria didaktik lebih ditujukan kepada isi peta dan cara penyajian serta penyesuaian dengan maksud dan tujuan peta topografi dibuat, sehingga efisiensi dari proses komunikasi bisa tercapai antara pembuat dan pengguna peta. Ada sejumlah faktor yang dipertimbangkan antara legibility dari peta (simbol, warna, nama geografis), hal-hal yang diakibatkan oleh ukuran, bentuk, dan warna dari elemen-elemen di peta, cara penempatan nama, kemudahan di dalam membaca peta, konsistensi isi peta dengan skala peta.

Syarat pertama adalah legibility dari peta, baik secara keseluruhan maupun dari elemen-elemen (inividual elements) dalam peta seperti antara lain simbol, nama-nama; hal ini sangat berhubungan dengan hal yang disebut ‘back ground noise’ yaitu hal-hal yang diakibatkan oleh ukuran, bentuk dan warna dari elemen-elemen di peta serta bagaimana penempatan elemen-elemen tersebut. Apakah ‘visual effect’ yang terjadi diakibatkan oleh kartografer; apakah ada simbol dan warna-warna yang mendominasi peta, kalau memang ada apakah memang sudah sesuai dengan maksud dan tujuan pembuatan peta atau bisa menjadi membingungkan bagi pengguna peta.

Pada kriteria didaktik juga dipertimbangkan apakah informasi yang ada di peta mudah dimengerti oleh pengguna peta serta sejauh mana dapat dinilai kemampuan pengguna peta di dalam penguasaan informasi yang ada di peta. Apakah ada informasi yang justru mengganggu dalam hal pencetakan yang kurang baik, penggunaan yang salah dari simbol dan warna yang digunakan. Apakah isi peta cukup konsisten dengan skala peta, maksud dan tujuan peta atau terlalu sedikit informasi yang disajikan.

KRITERIA PRODUKSI

Kriteria produksi umumnya dikaitkan bagaimana sebuah peta topografi diproduksi untuk dapat digunakan oleh pengguna peta. Ada sejumlah faktor yang dipertimbangkan, antara lain yang berhubungan dengan format atau ukuran lembar peta, metode reproduksinya, mutu dari ukuran garis yang dihasilkan, penggunaan dan mutu warna yang dihasilkan, ketepatan (register) pada warna-warna yang disajikan.

Beberapa analisa untuk faktor-faktor diatas dapat dilakukan, antara lain apakah format peta yang dihasilkan cukup mudah untuk ditangani (sesuai maksud dan tujuan pembuatan peta); apakah adanya ketidak tepatan warna diakibatkan oleh ketidak tepatan alat cetak atau karena adanya pergeseran register (poor fitting) pada saat pemisahan warna; jika mutu garis dan warnanya jelek apakah disebabkan oleh metode pencetakan atau dari bahan aslinya.


Apresiasi peta dalam kenyataannya banyak sekali berhubungan dengan masalah analisa, penilaian, dan jawaban dari suatu daftar pertanyaan-pertanyaan. Seringkalai para kartografer menemui kesulitan dalam melaksanakan apresiasi peta, karena sedikit banyaknya hal ini berhubungan dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya. Dari sudut pengguna peta hal ini justru mudah, karena yang dipikirkan adalah dari dirinya sendiri (sangat terbatas, meskipun mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang cukup luas dari bidang lain), sedangkan para kartografer harus memikirkan kemampuan dan pengetahuan orang lain yang berbeda-beda.

Lebih jauh lagi dapat juga dikatakan bahwa hal ini merupakan sesuatu yang bersifat subyektif, misalnya seorang kartografer senang pada warna-warna tertentu, sedangkan orang lain justru tidak menyukai suatu warna, sehingga hal ini tentu akan mempengaruhi obyektifitas di dalam penilaian. Hal-hal mengenai peta bagi banyak orang tetap merupakan sesuatu yang ‘misteri’, sejauh mana pengguna peta mengerti konsep dari peta atau pemetaan, bagaimana kemampuan pengguna peta dalam membaca dan memanfaatkan informasi yang terdapat pada sebuah peta. Keadaan ini tentu menghendaki bahwa para kartografer tidak boleh berpikiran bahwa peta adalah untuk diri sendiri, sebab justru peta dibuat untuk orang lain yaitu pengguna peta, sehingga mengakibatkan seorang kartografer harus memikirkan dan memperhatikan para pengguna peta tersebut.

Banyak organisasi-organisasi pembuat peta mulai menyadari bahwa membuat dan menjual peta saja bukanlah cara yang baik, pembuat peta harus menentukan untuk siapa dan untuk apa sebuah peta dibuat. Semakin banyaknya informasi yang perlu disajikan pada sebuah peta, maka para kartografer harus mulai memperbaiki disain petanya sehingga tujuan pembuatan peta sebagai media komunikasi yang efisien dapat tercapai; dalam waktu yang sama, analisa peta harus ditingkatkan untuk memperbaiki mutu.


Tulisan diambil dari Buku Kartografi, Hadwi Soendjojo dan Akhmad Riqqi,  Penerbit ITB 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar