Minggu, 25 September 2022

 

BLOG KARTOGRAFI

 

SELAMAT DATANG bagi yang baru membuka blog Kartografi ini yang telah saya buat sejak 19 April 2015. Bagi yang sudah beberapa kali mengunjungi blog Kartografi ini, saya ucapkan TERIMA KASIH yang sebesar-besarnya atas perhatiannya pada blog Kartografi ini. Saya membuat blog Kartografi ini untuk dapat menyebarluaskan ilmu Kartografi kepada masyarakat dunia pemetaan, disamping buku Kartografi yang telah saya buat pada tahun 2012 (edisi 1) dan tahun 2016 (edisi 2) yang diterbitkan oleh Penerbit ITB. Pada awal pembuatan blog Kartografi ini, saya tidak menyangka kalau halaman yang ada di blog ini dibuka oleh pemerhati sampai menembus enam digit.

 

Blog Kartografi ini dibuat dengan maksud untuk meningkatkan pengetahuan Kartografi kepada masyarakat khususnya para mahasiswa yang memerlukan tambahan ilmu Kartografi untuk keperluan bagian dari sebuah mata kuliah dan juga untuk pembuatan suatu peta, baik peta topografi maupun peta tematik. Adanya penambahan pengetahuan ilmu Kartografi kepada pembacanya, diharapkan peta yang akan dibuat dan dihasilkan bisa memenuhi standard dan kaidah Kartografi, sehingga tujuan pembuatan peta dan blog Kartografi ini tercapai. Isi blog Kartografi ini adalah merupakan dasar-dasar atau basic ilmu Kartografi, sehingga tetap diperlukan walaupun saat ini sudah banyak perkembangan di dunia pemetaan digital.


Pada bulan November atau Desember mendatang, kami mempunyai rencana untuk membuat "Kanal Perpetaan" di youtube dengan menggunakan media narasi dan power point untuk dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran jarak jauh atau daring. Mohon masukan dari pembaca blog ini mengenai rencana saya tersebut, masukan dapat dikirim ke alamat email saya di hadwisoendjojo@gmail.com

 

Isi blog Kartografi antara lain meliputi:

- Peta dan Informasi Geospasial

- Pengertian Kartografi

- Aspek Geometrik Peta

- Penyajian Relief

- Desain Peta

- Peta Topografi

- Peta Tematik

- Apresiasi Peta atau Penilaian Peta

- Kartografi Digital

- Standar Kompetensi Kerja Bidang Kartografi

- Beberapa Artikel Kartografi


Hadwi Soendjojo

 

 

PROFIL


Saya, Hadwi Soendjojo, lahir di kota paling ujung Timur pulau Jawa, Banyuwangi tanggal 12 Juli 1947. Pendidikan Sekolah Rakyat sampai Sekolah Menengah Atas diselesaikan di Banyuwangi, kemudian melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Departemen Teknik Geodesi tahun 1967.

 

Selesai kuliah langsung menjadi dosen pada Departemen Geodesi ITB sampai pensiun di tahun 2012. Pada tahun 2001 sampai tahun 2008 mendapat amanah untuk menjabat Kepala Pusat Data pada Kementerian Komunikasi dan Informatika di bawah tiga menteri yaitu Sjamsul Mu'arif, Sofyan Djalil, Moh. Nuh. Sejak Agustus 2012 sampai dengan 2015 mendapat amanah dari Institut Teknologi Bandung untuk menjadi Pengelola Akademik pada Institut Teknologi Sumatera-Itera yang waktu itu perkuliahannya di selenggarakan di kampus ITB Jatinangor. Pada tahun 2016 sampai 2021, diberi kepercayaan kembali oleh ITB untuk menangani pengelolaan Akademik TPB ITB Kampus Cirebon.

 

Ada sejumlah buku yang saya tulis dan juga beberapa peta yang saya buat, yaitu: 

-          50 Tahun Pendidikan Geodesi di Indonesia (tahun 2000);

-          Peta Kampus ITB 1998, peta saku Bandung 2000, peta Informasi Perjalanan Kereta Api 2000.

-          Panduan Penyelenggaraan Situs Web Pemerintah Daerah (tahun 2003);

-          Buku Saku Teknologi Internet Dep. Kominfo (tahun 2006);

-          Buku Data dan Informasi Dep. Kominfo (tahun 2007);

-          Satu Dekade E-Government Kantor Pemerintah Daerah (tahun 2010);

-          Kadaster Masa Lalu dan Masa Mendatang di Indonesia (tahun 2012);

-          Kartografi (tahun 2012), Kartografi Edisi 2 (tahun 2016);

 

Peta dan Kartografi

Pada saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia sudah mengenal dan menggunakan peta, khususnya peta digital. Hal ini akibat kemajuan teknologi informasi, yaitu penggunaan dan pemanfaatan peta dalam bentuk google map untuk sejumlah aplikasi yang terdapat di hand phone. Produksi peta terus meningkat sesuai dengan kebutuhan dari sektor pemerintah maupun swasta.

Proses pembuatan peta berkaitan dengan ilmu kartograf, sebuah ilmu yang mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Peta yang merupakan produk visualisasi kartografis, berdasarkan pengamatan emperik masih sering dijumpai adanya “penyimpangan” berupa hasil peta yang masih belum sesuai dengan kaidah kartografis, dalam hal penerapan disain dan produksi peta yang mempunyai tujuan tercapainya efektivitas penggunaan. Efektivitas ini semakin dibutuhkan jika penggunaan peta tersebut  terkait dengan persoalan hukum.

Terjadi dilematis di dalam pembuatan suatu peta, Apakah peta yang akan digunakan harus dibuat dengan tujuan tercapainya efektivitas sesuai dengan kaidah-kaidaha kartografis, atau dibuat dengan tujuan mempermudah di dalam perolehan informasi spasial untuk suatu aplikasi tertentu.Orang yang bergerak di bidang Kartografi akan selalu mengharapkan penggunaan yang efektif sehingga diperoleh ketepatan sasaran peta. Orang awam yang tidak memahami kartografi mengharapkan peta yang digunakan sesuai kebutuhan pemakai, tidak perlu mempunyai ketelitian yang tinggi, mereka hanya mengharapkan lokasi yang ada di peta bisa ditemukan.

Subjek ilmu kartografi merupakan studi tentang manifestasi grafis fenomena keruangan (spasial) atau fenomena geografis. Objek kartografi adalah produk pembuatan peta sebagai refleksi dunia atau alam nyata (real world) yang setepat mungkin. International Cartographic Association (ICA) memandang kartografi sebagai ilmu faktual berhubungan dengan pembuatan peta berketepatan (akurasi) tinggi. Akurasi diperoleh melalui pengukuran berdasarkan model matematis yang membantu memindahkan gambaran permukaan bumi pada bidang datar secara akurat.

Kartografi adalah ilmu kognitif jika dipandang dari sudut penggunaan peta. Visualisasi peta yang menarik dan efektif dapat dihasilkan melalui model kognitif. Secara manual-tradisional, kaidah kartografis mendasari penyajian keruangan dalam disain dan visualisasi peta, atau dengan kata lain, merupakan ketentuan ilmiah tentang disain dan visualisasi peta dalam berbagai komponen grafis (elemen grafis dan variabel grafis).

Berdasarkan teori kartografis dan pendekatan psikologis, proses disain peta diarahkan melalui kaidah kartografis untuk menghasilkan visualisasi peta agar efektif dalam penggunaannya, sehingga mampu menimbulkan pengertian, perasaan senang, pengaruh dalam bersikap, interaksi dan manfaat, serta menimbulkan tindak lanjut yang makin baik atas produk peta tersebut. Penggunaan yang efektif juga dicirikan dengan terjadinya interpretasi yang akurat, keyakinan, dan preferensi (kesukaan) yang tinggi.

Kriteria peta yang efektif merupakan validitas kartografis, yaitu menarik, mudah dibaca, dan berguna. Pendekatan psikologis dalam kaidah kartografis antara lain dilakukan melalui prinsip simbolisasi (semiologi) dan penerapan hasil penelitian tentang stimulus dan respon. Pendekatan tersebut juga dilakukan melalui kognisi visual dan pemrosesan informasi, serta melalui persepsi dan komunikasi kartografis.

Subjek dan objek kartografi telah mengalami perkembangan akibat pesatnya kemajuan teknologi, perkembangan tersebut mengubah cara-cara tradisional dalam disiplin kartografi. Perubahan cara kerja yang terjadi dengan pesat tersebut tidak terlepas dari dua hal:

-       pertama adalah kebutuhan masyarakat akan data keruangan yang besar untuk mengatasi dan mengelola masalah lingkungan.

-       kedua, kemajuan elektronik menjanjikan suatu cara mengelola data keruangan yang sangat besar dalam kurun waktu yang terbatas.

Kemajuan teknologi elektronik dan sistem berkomputer, termasuk sistem dan program untuk proses kartografi, telah semakin memasyarakat sampai ke tingkat kepemilikan dan operasional pribadi.