Selasa, 18 September 2018




Atlas Pendidikan
Awal anak didik mempelajari informasi geospasial di sekolah.
Hadwi Soendjojo

Semua anak-anak Indonesia pasti memiliki buku Atlas Pendidikan, karena salah satu yang diajarkan di sekolah dasar adalah pelajaran membaca atlas. Masyarakat tidak sadar bahwa atlas pendidikan merupakan pelajaran pertama kali anak didik di sekolah dasar mengenal salah satu bentuk informasi geospasial. Atlas pendidikan bisa menjadi pengetahuan penting di sekolah dasar jika diharapkan anak-anak Indonesia mengenal tanah air Indonesia lebih dini tentang kekayaan sumberdayanya yang berlimpah, melalui pemanfaatan informasi geospasial.

Coba merenung sebentar ke belakang beberapa puluh tahun yang lalu waktu masih duduk di sekolah dasar, apakah waktu itu kita senang atau benci dengan pelajaran atlas? Jika senang ya syukurlah, kalau tidak senang maka timbul pertanyaan, mengapa tidak senang pada peta-peta yang ada di atlas sekolah. Hal tersebut di atas tidak bisa serta merta menyalahkan murid sekolah dasar yang tidak berminat untuk mempelajari peta-peta yang terdapat di atlas sekolah, mungkin saja peta-peta yang disajikan pada atlas kurang menarik, atau mungkin juga cara guru mengajar yang kurang menarik sehingga buku atlas pendidikan membosankan anak didik di sekolah dasar.

Di banyak negara khususnya di daratan Eropa, banyak jenis atlas yang dikenalkan dan dipublikasikan untuk anak didik, mulai Atlas Anak-Anak, Atlas Sekolah Dasar, Atlas Sekolah Menengah Pertama, sampai Atlas Sekolah Menengah Atas. Bagaimana kondisi atlas pendidikan di Indonesia, hanya satu Atlas Pendidikan yang dimiliki anak didik untuk semua tingkatan mulai dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas. Jika informasi geospasial ingin diminati mulai sejak anak didik masih di Sekolah Dasar, maka perlu terobosan yang dilakukan untuk membuat desain atlas sekolah menjadi menarik dan diminati oleh anak didik, baik pada penyajian dalam bentuk kertas maupun digital.

PENGERTIAN ATLAS

Atlas adalah sebuah buku yang isinya sekumpulan peta yang tersusun menjadi satu kesatuan dan memberikan informasi geospasial tematik suatu kewilayahan; merupakan delinasi regional dan mempunyai topik yang sangat kompleks. Atlas yang menyajikan sejumlah peta adalah sebuah media informasi geospasial yang memberikan informasi tentang apa yang ada di permukaan bumi. Salah satu bentuk keberhasilan sebuah peta adalah apabila pengguna peta bisa berkomunikasi secara visual dengan peta yang dihadapi.

Atlas berguna antara lain karena bisa menunjukkan lokasi unsur alam dan unsur buatan yang ada di muka bumi, fenomena alam yang terjadi di muka bumi, fenomena sosial yang terjadi dalam suatu ruang wilayah, menyajikan informasi tentang kondisi dan perkembangan ekonomi di suatu wilayah, menyajikan informasi budaya dan pariwisata. Secara garis besar, atlas dapat dibedakan sebagai: 

● Atlas Nasional 
Atlas suatu wilayah yang menyajikan batas administrasi, bermacam karakteristik obyektif (hubungan sosial dan ekonomi), dengan penekanan pada problematika penting dan tipikal yang memberikan nilai tambah pada suatu negara; diterbitkan dan dipublikasi oleh Pemerintah.


● Atlas Pendidikan

Atlas untuk keperluan pendidikan yang dibedakan atas atlas anak-anak dan atlas sekolah; materi yang disajikan disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan standar kompetensi yang ingin dicapai; diterbitkan dan dipublikasi oleh swasta.




Atlas Pendidikan
Atlas pendidikan merupakan salah satu bentuk atlas yang sangat penting, karena pada atlas pendidikan tersebut para anak didik pada tingkat pendidikan dasar dan menengah mulai mengenal arti suatu peta. Ada beberapa catatan yang perlu digaris bawahi tentang atlas pendidikan yang ada saat ini, antara lain:

1) Pembuat Atlas
Kebanyakan pihak swasta yang menerbitkan atlas sekolah tidak mempunyai sumberdaya manusia yang mempunyai kompetensi di bidang kartografi, ada beberapa masukan yang mengatakan bahwa pembuatan atlas pada sebuat penerbit hanya dikerjakan oleh orang yang berlatar belakang grafika. Saat ini sudah dimulai pemberian sertifikat untuk tenaga profesional melalui uji kompetensi dari beberapa sub bidang informasi geospasial, sehingga diharapkan pembuat atlas pendidkan pada sebuah penerbit di kemudian hari sudah harus mempunyai sertifikat tenaga profesional Kartografi. Atlas pendidikan merupakan salah satu bentuk produk informasi geospasial, sehingga atlas pendidikan yang dipublikasikan perlu mendapat lisensi yang diberikan oleh sebuah lembaga yang sudah mendapat akreditasi untuk melakukan penilaian kualitas mutu produk informasi geospasial. Sebaiknya atlas bukan hanya ditinjau dari sisi kurikulum yang ada, tetapi lebih ke kaidah dan aturan kartografi yang ada serta pemanfaatan informasi geospasial untuk diketahui oleh pengguna.

2) Isi Atlas
Jika diperhatikan atlas sekolah yang ada saat ini, isi peta (dalam hal desain peta) tidak pernah berubah sejak 5-6 dekade yang lalu. Atlas dari satu penerbit jika dibandingkan dengan atlas penerbit lainnya, secara garis besar sama saja (copy paste), ada perbedaan tapi sedikit sekali dan mungkin hanya di sisi warna. Desain peta yang berkaitan dengan isi peta pada sebuah atlas perlu didesain lebih baik sehingga membuat pengguna memjadi tertarik dan bisa melakukan komunikasi visual dengan simbol yang ada di peta bersangkutan.

Peta dibawah adalah salah satu peta yang disajikan pada sebuah atlas yang diterbitkan pada tahun 1952 oleh Badan Penerbit Djambatan N.V dengan nama Atlas Semesta Dunia. Atlas ini disusun oleh redaksi yang terdiri dari Adinegoro, Adam Bachtiar, Drs. W.F. Heinemeyer, Drs. J.E. Romien, dan Sutopo. Kartografi dibuat oleh N.V Cartografisch Instituut Bootsma-Falkplan di 's-Gravenhage dan dicetak oleh N.V. Boek En Kunstdrukkerij V/H Mouton & Co di 's-Gravenhage. Pada kata pengantar Redaksi Atlas menulis bahwa atlas ini dipersembahkan kepada masyarakat Indonesia sebagai suatu sumbangan pembangunan dunia kebudayaan nasional. Redaksi atlas juga menulis bahwa ada rasa bangga karena dengan ini lahir sudah atlas dunia besar yang pertama kali bercorak Indonesia, bukan hanya memakai bahasa Indonesia dan banyak peta tematik Indonesia, tetapi juga karena atlas ini berpusat di Asia.

Jika dilihat peta-peta pada atlas pendidikan yang beredar saat ini, desainnya mirip dengan peta-peta yang dicetak pada tahun 1952 diatas. Desain peta yang kurang menarik, akan berakibat membuat anak didik kurang tertarik dan berminat untuk mempelajari dan memahami peta-peta yang ada pada sebuah atlas pendidikan. Sudah saatnya dilakukan penilaian kualitas mutu dari semua atlas pendidikan yang diterbitkan oleh penerbit. Dibagian lain tulisan ini, penulis memberikan sebuah kriteria yang dapat dijadikan acuan untuk melakukan penilaian mutu kualitas sebuah atlas pendidikan.

3) Kepemilikan Atlas
Jika ditanyakan kepada seorang mahasiswa yang baru masuk perguruan tinggi, berapa jumlah atlas yang dimiliki oleh seorang siswa mulai dari pendidikan di SD sampai dengan SMA. Semua akan menjawab sama, hanya 1 (satu) atlas yang dimiliki selama pendikan dasar dan menengah. Sangat prihatin mengingat jumlah buku matematika, fisika, bahasa Indonesia dan lainnya, pada pendidikan dasar sampai menengah jumlah bukunya tidak bisa dihitung. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah selalu berubah setiap lima tahun dalam kurun waktu 3-4 dekade yang lalu, tapi atlas pendidikan tidak pernah berubah, baik isi maupun desainnya, sangat memprihatinkan.

4) Pembelajaran Atlas
Metode pembelajaran atlas perlu dikembangkan dan diberikan oleh guru yang mempunyai kompetensi di bidang geografi khususnya pengetahuan tentang atlas dan peta. Atlas bagi kebanyakan anak didik masih menjadi beban belajar karena masih dianggap sebagai bahan hafalan. Atlas pendidikan belum menjadi media informasi geospasial yang perlu difahami, diketahui dan dikuasai oleh anak didik. Pembelajaran mengenai peta kepada anak didik bukan hanya diberikan di kelas saja, tetapi juga diberikan di luar kelas dengan mengajak jalan-jalan disekitar sekolah mereka sambil membuat sketsa apa yang dilihat oleh mereka.


Peta-peta yang dibuat pada sebuah atlas pendidikan seharusnya sudah menggunakan peta dasar Rupa Bumi Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan skala peta yang bervariasi. Jika peta yang digunakan benar menurut kaidah informasi geospasial, maka anak didik tersebut akan benar di dalam memahami sebuah informasi geospasial, jika sebaliknya yaitu peta yang disajikan salah di dalam visualisasi informasi geospasial, maka anak didik tidak akan memahami arti informasi geospasial. Atlas Pendidikan merupakan salah satu bentuk produk informasi geospasial yang dibuat dan diterbitkan oleh pihak ketiga (Penerbit), oleh sebab itu perlu dilakukan penilaian kesesuaian yang berkaitan dengan mutu kualitas peta yang dihasilkan dan akan digunakan oleh anak didik.

Penilaian kesesuaian dilakukan kepada atlas pendidikan yang telah diproduksi oleh penerbit. Penilaian kesesuaian yang berdasarkan mutu kualitas adalah satu bagian yang sangat penting dalam pembuatan informasi geospasial, sebab dengan melakukan penilaian produk informasi geospasial akan diperoleh perbaikan dari hasil produksi tersebut. Secara umum penilaian kesesuaian akan berhubungan sampai sejauh mana produk informasi geospasial yang dihasilkan tersebut memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah dibuat, atau dapat juga dikatakan apakah produk informasi geospasial yang dihasilkan tersebut sudah cukup efisien sebagai media komunikasi.

Penilaian kesesuaian produk informasi geospasial dalam bentuk atlas pendidikan juga memperhatikan hubungan antara maksud dan tujuan pembuatan produk informasi geospasial dengan pengguna informasi geospasial. Adanya kegiatan penilaian kesesuaian mutu kualitas atlas pendidikan, dengan sendirinya masyarakat khususnya anak didik akan mendapatkan sebuah atlas pendidikan yang memenuhi kaidah dan persyaratan produk Informasi Geospasial dan dapt dipertanggungjawabkan. Penilaian mutu kualitas pada informasi geospasial merupakan suatu ukuran atau standar di dalam memberikan penilaian pada setiap peta yang ada pada sebuah atlas pendidikan, artinya sampai sejauh mana informasi geospasial yang dihasilkan memenuhi persyaratan/spesifikasi yang telah dibuat.