MEMBACA PETA
Peta adalah suatu penyajian grafis dari
seluruh atau sebagian muka bumi pada suatu skala peta dan sistem proyeksi peta
tertentu. Peta menyajikan unsur-unsur di muka bumi dengan cara melakukan
generalisasi sesuai dengan maksud dan tujuan dari pembuatan peta tersebut. Peta
dibuat dengan sejumlah data dan informasi yang diharapkan
penyajiannya dapat digunakan dengan baik oleh pengguna peta. Jadi sebuah peta
merupakan suatu bentuk komunikasi visual yang berkaitan dengan apa yang ada di
muka bumi.
Semua kehidupan mulai dari pergerakan sampai
kegiatan manusia sehari-hari dilakukan di muka bumi, tapi bagi masyarakat
hal-hal yang berkaitan dengan peta masih tetap
merupakan sesuatu yang 'misteri'. Bagi para pembuat peta perlu melakukan
interopeksi, sejauh mana masyarakat mengerti konsep informasi muka bumi yang terdapat di peta.
Bagaimana kemampuan masyarakat dalam membaca dan memanfaatkan informasi muka bumi yang terdapat pada suatu peta.
Keadaan yang seperti tersebut di atas tentu
membuat para pembuat peta tidak boleh berpikiran bahwa produk peta yang dibuat adalah untuk kepentingan
diri sendiri. Peta dibuat justru untuk keperluan
orang lain, sehingga pembuat peta harus memikirkan dan memperhatikan para
pengguna peta tersebut. Adanya kemajuan teknologi digital,
menyebabkan banyak masyarakat yang mulai menggunakan dan memanfaatkan peta
digital, sehingga menjadi tantangan bagi pembuat peta untuk bisa menjadikan
peta sebagai media informasi yang selalu diperlukan masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari mereka.
Banyak hal bisa ditemukan yang berkaitan dengan peta di lingkungan kehidupan masyarakat Indonesia:
- saat ini untuk menuju suatu lokasi, budaya bertanya sudah mulai ditinggalkan, dan berubah menjadi membaca peta di HP;
- meskipun masyarakat mulai memanfaatkan peta digital, tetapi sebagian besar pejabat pemerintah masih banyak yang belum memahami pentingnya informasi geospasial yang diperoleh pada peta untuk pengambilan suatu keputusan;
- jika kita pergi ke suatu negara, sebelum keluar dari bandara, kita bisa mendapatkan peta kota yang didatangi dengan cuma-cuma; keadaan tersebut tidak kita peroleh saat keluar dari bandara Soekarno Hatta.
Aturan Mempermudah Membaca Peta
Pengertian mempermudah membaca peta adalah
suatu keadaan dimana pengguna peta (users) dapat memahami isi (contents)
suatu peta dengan baik. Merupakan suatu hal yang penting untuk mampu membuat
peta yang mudah dibaca, sebab peta merupaka bentuk komunikasi visual. Ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan berkaiatan dengan usaha mempermudah
membaca peta.
1. Ukuran
Simbol (the size of symbols)
Perlu disadari adanya perbedaan
pengertian ‘terlihat’ (visible) dan ‘mudah terbaca’ (legible). Sebuah objek
dapat terlihat tetapi objek tersebut belum tentu mudah dibaca.
Untuk sebuah peta, objek-obyek yang disajikan harus mudah dibaca, bukan hanya
sekedar terlihat saja. Jenis dan jumlah simbol yang ditampilkan harus proporsional, semakin banyak simbol atau
informasi yang disajikan pada sebuah peta, justru kejelasannya akan berkurang
atau dengan perkataan lain peta tersebut akan menjadi ruwet (crowded).
Sebagai contoh untuk membedakan hal ‘visibility’
dengan ‘legibility’ dapat dilihat pada simbol titik. Pada simbol titik
yang berupa ‘dot’ (●), persyaratan yang diinginkan hanya ‘terlihat’ (visible),
sebab yang penting pada ‘dot map’ tersebut adalah kesan suatu distribusi
keberadaan penduduk sedemikian rupa, sehingga pengguna peta dapat mengetahui
daerah mana yang penduduknya padat dan renggang. Untuk suatu simbol titik
piktorial, disamping simbol tersebut dapat ‘terlihat’, informasi yang ingin
disampaikan tersebut juga harus ‘mudah terbaca’; dengan demikian simbol
tersebut harus memenuhi persyaratan dapat dilihat dan mudah dibaca.
Pengguna peta umumnya membaca suatu peta
pada jarak normal, yaitu rata-rata 50 cm , untuk keadaan tersebut dimensi
simbol harus sekitar 0,2 mm (minimum) supaya informasi tersebut masih dapat
terlihat dengan baik. Dengan perkataan lain, 0.2 mm adalah ukuran minimum untuk
hal-hal yang berhubungan dengan ‘terlihat’ (visibility), sedangkan untuk
‘mudah terbaca’ (legibility) ukuran minimumnya adalah sekitar 10 mm,
sepanjang simbol tersebut cukup mempunyai kekontrasan dengan sekelilingnya.
Pada penggunaan simbol garis, untuk dapat
‘terlihat’ diperlukan lebar minimum 0,2 mm; hal inipun sebenarnya tidak berlaku
umum, sebab kadang-kadang ada bebarapa peta yang menghendaki lebar minimum
sekitar 10 mm. Untuk dapat ‘mudah terbaca’ dengan kekongtrasan sekelilingnya
cukup baik, maka ukuran lebar minimum adalah 0,3 mm. Untuk huruf, biasanya 3 pt
(points) atau 4 pt adalah ukuran minimum, sedangkan untuk latar belakang
tertentu dalam hal ‘mudah terbaca’, ukuran huruf harus 5 pt atau 6 pt.
2. Kekontrasan
Kontras pada suatu peta adalah perbedaan yang
terlihat antar satu objek dengan keadaan sekelilingnya. Kontras merupakan suatu
hal yang sangat penting dalam masalah ‘mudah terbaca’. Seperti yang telah
dijelaskan diatas, maka hal ini juga berhubungan dengan ukuran-ukuran minimum
yang masih mungkin terlihat. Simbol tidak saja harus jelas dengan latar
belaknganya, tetapi harus juga dapat dibedakan dengan simbol-simbol lain yang
ada di peta tersebut.
a. Kontras dengan latar belakang
Mengingat simbol dan teks (huruf) yang
disajikan pada peta umumnya berukuran kecil-kecil, maka kekontrasan yang paling
jelas adalah bila simbol dan teks tersebut mempunyai warna hitam dengan latar
belakang putih, diikuti berikutnya dengan latar belakang kuning. Kebalikan
dengan hal tersebut diatas tidak berlaku, artinya simbol dan teks dengan warna
putih atau kuning akan tidak jelas bila latar belaknganya hitam. Aturan umum
yang dipakai adalah warna dengan ‘harga’ yang rendah (low value atau dark color) akan lebih jelas terlihat
pada warna latar belakang dengan ‘harga’ yang tinggi (high value atau bright
color); hal ini juga berlaku untuk simbol garis.
b. Kontras dengan simbol lainnya
Kontras yang dimaksud disini berhubungan
dengan ‘viual variables’. Simbol sebagai bentuk dari ‘visual variables’ mempunyai bentuk (form), ukuran (size),
orientasi/arah, harga (value),
kerapatan (density) dan warna. Hal
ini akan mempengaruhi persepsi dari simbol yang ada pada peta. Jadi ‘visual
variables’ akan mempengaruhi persepsi:
Asosiatif
|
:
|
menggunakan bentuk orientasi, kerapatan,
dan warna
|
Pemilihan
|
:
|
menggunakan ukuran, harga, kerapatan, dan
warna
|
Tingkatan
|
:
|
menggunakan harga, ukuran, dan kerapatan.
|
Jumlah
|
:
|
menggunakan ukuran.
|
3. Masalah
‘mudah terbaca’ dan ‘visual variables
a. Bentuk (form): bentuk dari suatu
simbol janganlah terlalu sulit; dipilih
yang sederhana dan mudah digambar.
b. Ukuran (size): ukuran suatu simbol
harus sesuai dengan skala peta dan tujuan petanya. Suatu bentuk simbol yang
terlalu besar akan mendominasi peta, sehingga ada detil lain yang akan tidak
mudah dikenal. Hal ini terutama untuk simbol-simbol dengan warna hitam/warna
gelap.
c. Orientasi/arah: secara definisi, simbol
mempunyai elemen orientasi/arah yang berbeda. Penggambaran simbol dengan elemen orientasi
yang berbeda tersebut haruslah diatur sedemikian rupa, sehingga orientasi/arah
tidak kacau/membingungkan; diusahakan agar orientasinya tidak terlalu banyak
arahnya.
d. Harga: suatu ‘harga’ yang berlebihan (extreme
value) akan menguasai mata, terutama warna hitam dan warna dengan harga
yang rendah (warna-warna gelap). Hal ini akan mempengaruhi ‘legibility’ dari
detil yang lain, jadi perlu diperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi/
diakibatkan dari dominasi warna yang berlebihan. Diusahakan agar dalam
tingkatan warna, jumlah ‘step’nya tidak lebih dari enam tingkat, ditambah dua
warna yang mencolok.
e. Kepadatan/kerapatan; pada dasarnya
masalah ‘kepadatan’ ini berhubungan erat dengan pemakaian screen (mirip dengan masalah harga). Kepadatan yang tinggi (high densities) untuk suatu luas/area
akan sangat efektif, sebab simbol yang ada di dalamnya (di dalam area screen)
akan lebih menonjol. Ini tentu sangat menguntungkan dipandang dari sudut
kemudahan membaca peta.
f. Warna: sekali lagi, warna merupakan
faktor yang paling sulit dalam masalah kemudahan membaca peta; dengan hanya
sedikit menggunakan warna saja, maka ‘legibility’ dari suatu peta akan
bertambah. Secara umum dapat dikatakan bahwa warna akan sangat membantu dalam
hal kemudahan membaca peta, meskipun kadang-kadang penggunaan warna yang salah
justru akan merusak penampilan suatu peta. Jadi perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
- jangan menggunakan warna yang cukup menyolok untuk daerah yang relatif luas; lebih baik untuk keadaan ini dipilih warna-warna yang lebih lunak (soft);
- untuk warna pada simbol titik atau simbol garis, keadaanya akan terbalik; dalam hal ini sebaiknya simbol diberi warna yang cukup menyolok (low value) karena akan sangat menolong ‘legibility’;
- ada beberapa warna yang lebih mudah dikenal/dilihat dari warna-warna yang lain, misalnya warna merah akan cepat terlihat, begitu juga warna-warna hijau, kuning, biru dan ungu;
- untuk warna-warna tersebut, pembuat peta harus berhati-hati di dalam memilih warna latar belakanganya, sebab hal ini akan membawa akibat dalam hal kemudahan membaca peta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar