Senin, 18 Mei 2015


INFORMASI TEPI PETA RUPA BUMI INDONESIA
Hadwi Soendjojo

Kecuali menyajikan unsur-unsur sebagian muka bumi di muka peta yang dibatasi oleh garis tepi peta dalam bentuk gratikul atau grid, peta topografi masih harus ditambahkan keterangan-keterangan lain di luar batas tepi peta yang dikenal sebagai informasi tepi peta. Pada bagian ini banyak keterangan-keterangan yang sangat penting untuk dicantumkan agar peta topografi dapat digunakan sebaik-baiknya. Selain keterangan-keterangan yang mutlak harus dicantumkan, ada keterangan-keterangan tambahan yang boleh dicantumkan apabila ruangan masih dimungkinkan.

Para akhli kartografi internasional telah menyetujui standarisasi/pembakuan jenis dan letak dari informasi tepi yang harus dicantumkan pada peta topografi. Hal ini sangat berguna bagi pengguna peta topografi untuk dapat mencari keterangan-keterangan yang dikehendaki pada daerah informasi tepi peta. Penyusunan dan penempatan keterangan-keterangan pada daerah informasi tepi peta bukan merupakan hal yang mudah, karena harus diatur sedemikian hingga semua data dan informasi yang terletak disekitar peta memperlihatkan suatu keseimbangan.

Pada bagian ini akan dijelaskan informasi tepi yang ada pada peta Rupabumi Indonesia skala 1:50.000 yang informasi tepinya sama dengan seri peta Rupabumi Indoensia skala 1:25.000. Keterangan-keterangan yang dicantumkan pada daerah informasi tepi peta dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu:
-          Keterangan wajib: keterangan-keterangan yang dianggap penting dan harus dicantumkan;

-     Keterangan tambahan: keterangan-keterangan yang dianggap perlu dan sebaiknya dicantumkan dengan sayarat apabila ruang masih memungkinkan.

Peta Rupabumi Indonesia 1:50.000

Keterangan wajib pada informasi tepi peta.

1. Judul seri peta. Memberikan informasi tentang nama seri peta. Umumnya seri peta topografi dibuat/direncanakan berhubungan dengan skala peta, sehingga ada seri peta misalnya 1:50.000, 1:25.000. Pada peta Rupa Bumi Indonesia tertulis di ujung kanan atas Peta Rupabumi Indoensia 1:50.000 atau Peta Rupabumi Indoensia 1:25.000

2.   Nomor lembar peta. Memberikan petunjuk tentang kedudukan nomor lembar peta bersangkutan dalam setiap seri peta. Pada umumnya selalu diusahakan supaya sistem penomoran ini mempunyai suatu bentuk seragam (uniform) yang secara garis besar sistem tersebut dihubungkan dengan sistem gratikul, sistem grid atau sistem lainnya. Hal ini selain akan mempermudah pengguna peta di dalam mencari letak suatu tempat dalam lembar peta secara keseluruhan, juga dalam hubungannya dengan skala peta. Pada peta Rupabumi Indonesia, nomor lembar peta selalu dikaitkan dengan nama suatu tempat yang ada di lembar peta bersangkutan. Sebagai contoh, lembar 2010 - 54 Ujungpandang, ini berarti nomor lembar peta bersangkutan adalah 2010-54, pada lembar peta tersebut ada suatu tempat yang bernama Ujungpandang.

3.   Edisi peta. Hal ini selalu berhubungan dengan tanggal atau tahun waktu lembar-lembar peta dicetak. Jika terdapat suatu revisi yang sifatnya tidak menyeluruh dari peta tersebut, maka pada umumnya akan dinyatakan dalam edisi yang baru. Perubahan-perubahan kecil pada isi atau bentuk penyajian kadan-kadang juga akan memberikan petunjuk mengenai edisi tersebut. Sebagai contoh, peta Rupabumi Indonesia seri peta 1:50.000 dibuat sebagai Edisi I – tahun 1991, ini berarti peta yang dibuat adalah peta edisi pertama dan dibuat pada tahun 1991.

4.   Petunjuk Letak Peta. Keterangan lembar peta bersebelahan dalam bentuk sembilan kotak yang memberikan data tentang nomor lembar peta bersangkutan (di tengah kotak), dan nomor-nomor lembar peta bersebelahan, baik sebelah kiri dan kanan, maupun sebelah atas dan bawah dari lembar  peta bersangkutan.



5.  Diagram Lokasi. Pada diagram lokasi yang letaknya bersebelahan dengan Petunjuk Letak Peta, digambarkan lokasi lembar peta bersangkutan terhadap daerah yang lebih luas, sehingga diharapkan pengguna peta bisa mengetahui dengan pasti lokasi lembar peta bersangkutan. Pada gambar dibawah terlihat bahwa lembar peta bersangkutan lokasinya di Sulawesi Selatan.


6.   Data geodetis. Keterangan tentang penggunaan proyeksi peta , datum geodesi, datum ketinggian, sistem grid.

Proyeksi
: ...........
Transverse Mercator
Sistem grid
: ...........
Grid Geografi dan Grid UTM
Datum horisontal
: ...........
Datum Indonesia 1974 (ID – 1974)
Datum vertikal
: ...........
Muka laut di Mamuju, Sulawesi Selatan
Satuan tinggi
: ...........
Meter
Selang kontur
: ...........
25 meter
Parameter translasi untuk transformasi koordinat dari Datum Satelit Doppler (NWL – 9D)
Ke ID – 1974 adalah
: ...
∆x = -    2,691 meter


∆y = + 14,757 meter


∆z = -     0,224 meter

7. Keterangan penerbitan. Memberikan informasi tentang penerbit dari peta topografi bersangkutan. Peta Rupabumi Indonesia 1:50.000 diterbitkan oleh BAKOSURTANAL Jl. Raya Jakarta – Bogor KM 46, Cibinong – Bogor.

8.   Catatan hak cipta. Untuk melindungi hak cipta dari suatu peta, maka harus ditulis catatan tentang hak cipta, sebagai contoh, (c) Hak cipta dilindungi Undang Undang Republik Indonesia.

9.   Keterangan. Pada bagian ini dijelaskan tentang simbol-simbol yang digunakan pada seri peta bersangkutan; simbol-simbol disajikan sewarna dengan simbol yang terdapat di peta. Simbol-simbol pada Keterangan dibagi dalam kelompok Gedung dan Bangunan Lainnya, Perhubungan, Tumbuh-tumbuhan, Relief, Titik Kontrol, Batas Administrasi, Perairan. Simbol-simbol yang terdapat pada informasi peta adalah sama untuk seluruh lembar peta yang mempunyai seri peta sama, akibatnya akan dijumpai suatu simbol yang ada di informasi tepi peta tapi tidak dijumpai pada lembar peta bersangkutan, contohnya simbol jalan kereta api ada di informasi tepi peta, tetapi tidak akan dijumpai pada peta-peta daerah Kalimantan, Sulawesi dan lainnya.

10. Keterangan Riwayat. Keterangan atau catatan tentang asal usul (riwayat) peta yang memuat antara lain tentang sumber-sumber data, metode pemetaan. Sebagai contoh,

Peta ini digambar secara fotogrametri dari foto udara skala 1:100.000 tahun 1981-1982. Hasil cek lapangan disunting tahun 1989. Aliran sungai dan garis-garis kontur di daerah berhutan lebat adalah hasil perkiraan. Peta ini bukan referensi mengenai garis-garis batas administrasi nasional dan internasional. Jika terdapat kelainan dalam peta ini harap memberitahu kepada BAKOSURTANAL
  
11. Keterangan tentang arah-arah Utara. Setiap lembar peta topografi memuat keterangan tentang arah-arah utara yang digunakan pada peta tersebut yaitu arah utara sejati (true north): arah dari meridian ke kutub utara pada setiap titik di peta;  arah utara grid (grid north): arah ke jurusan utara dari garis-garis grid utara-selatan di peta; arah utara magnetis (magnetic north): arah ke jurusan kutub magnetis utara seperti yang ditunjukkan oleh jarum kompas bebas dari kesalahan dan gangguan.

Selain arah utara juga dituliskan tentang deklinasi magnetis yaitu sudut antara arah utara magnetis dan arah utara sejati di setiap titik di peta, ada juga  konvergensi grid yaitu sudut antara arah utara grid dan utara sejati, dan sudut magnetis grid yaitu sudut antara arah utara grid dengan arah utara magnetis; sudut ini diperlukan untuk merubah (mengkonversi) arah utara magnetis menjadi arah utara grid atau sebaliknya.



12. Singkatan. Pada bagian ini dijelaskan singkatan-singkatan yang digunakan pada muka peta. Sebagai contoh,
G – Gubernur , W – Walikota , B Kabupaten , D – Danau


13.. Skala numeris dan skala grafis. Memberikan informasi tentang skala dari peta bersangkutan; letak penyajian kedua skala peta tersebut adalah sebelah atas skala numeris, sedang skala grafis berada dibawah skala numeris.


14.   Satuan Tinggi dan Selang Kontur. Keterangan tentang satuan tinggi yang digunakan, dan keterangan tentang besarnya selang kontur yang disajikan pada isi peta.
Satuan tinggi dalam meter. Selang kontur : 25 meter

15.Keterangan Batas Administrasi. Apabila di peta disjikan garis-garis batas wilayah (negara, propinsi, kabupaten, kota, kecamatan) harus diberi catatan tentang landasan hukum yang digunakan untuk penggambaran batas. Pada peta dibawah dapat dilihat lokasi atau daerah administrasi kecamatan yang ada pada isi peta bersangkutan.


Keterangan pada daerah informasi batas.
  1. Koordinat peta. Data koordinat di setiap ujung peta, baik koordinat geografis maupun koordinat kartesian; untuk koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan detik sesuai dengan ketelitian yang dikehendaki.
  2. Harga koordinat. Data koordinat (gratikul dan grid) setiap ukuran/interval tertentu pada setiap ‘ticks’ sepanjang tepi peta;
  3. Arah, Keterangan yang memberikan data tentang arah yang dituju suatu jalan.

*) Tulisan diambil dari Buku KARTOGRAFI, Hadwi Soendjojo dan Akhmad Riqqi, Penerbit ITB 2012


5 komentar:

  1. Great Salute................terus berkarya dan mengabdi

    BalasHapus
  2. Terima kasih kirimannya......semoga saya bisa terus berkarya untuk pengembangan ilmu Kartografi.

    BalasHapus
  3. terimakasihhhhhhh,berfaedah sekali

    BalasHapus
  4. Terima kasih pak .. semoga sehat selalu sukses terus dalam berbagi ilmunya pak Hadi....

    BalasHapus