PETA TEMATIK
Hadwi Soendjojo
Peta tematik adalah
peta yang memperhatikan informasi kualitatif dan atau kuantitatif dari suatu
unsur tertentu. Peta tematik adalah sebuah peta khusus dirancang dan disajikan untuk
menunjukkan tema tertentu yang terhubung dengan area geografis tertentu. Peta ini bisa menggambarkan fisik, sosial, politik, budaya, ekonomi,
sosiologi, pertanian, atau aspek lain dari sebuah
kota, negara, wilayah, bangsa, atau benua.
Sebuah peta tematik adalah peta
yang berfokus pada tema atau subjek daerah tertentu, sedangkan peta topografi semua fenomena alam secara teratur disajikan
bersama-sama.
Tujuan utama peta tematik adalah untuk secara spesifik
mengkomunikasikan konsep dan data. Sebagai contoh peta tematik yang
biasa digunakan dalam perencanaan termasuk peta kadastral (batas pemilikan), peta zona (yaitu peta
rancangan legal penggunaan lahan), peta
tata guna lahan, peta kepadatan
penduduk, peta kelerengan, peta geologi, peta curah hujan dan peta
produktivitas pertanian. Unsur-unsur tersebut ada
hubungannya dengan detail topografi yang penting. Pada peta tematik,
keterangan disajikan dengan gambar, memakai pernyataan dan simbol-simbol yang
mempunyai tema tertentu atau kumpulan dari tema-tema yang ada hubungannya
antara satu dengan lainya.
Pada pembuatan peta
tematik, peta dasar yang digunakan adalah peta topografi. Perbedaan antara peta
tematik dan peta topografi adalah jika pada peta topografi disajikan antara
lain bentang alam, unsur transportasi, unsur perairan, pemukiman yang sesuai
dengan keperluan pengguna peta, maka
pada peta tematik unsur-unsur topografi tertentu saja yang ditampilkan misalnya
garis pantai, batas administrasi, jalan utama, sesuai dengan tema peta yang
disajikan.
Peta tematik menekankan
variasi spasial dari satu atau sejumlah kecil distribusi geografis. Distribusi ini mungkin fenomena fisik
seperti iklim atau karakteristik
manusia, contohnya kepadatan penduduk
dan masalah kesehatan. Pada peta
tematik, suatu lokasi menjadi sangat penting karena dapat memberikan dasar referensi mengenai
akan terjadinya fenomena yang dipilih.
Peta tematik melayani tiga tujuan utama,
yaitu:
- memberikan informasi spesifik tentang lokasi tertentu;
- memberikan informasi umum tentang pola geospasial;
- dapat digunakan untuk membandingkan pola pada dua atau lebih peta.
Sebagai contoh adalah peta
data demografis seperti peta kepadatan penduduk. Pada saat merancang peta
tematik, kartografer harus menyeimbangkan sejumlah faktor agar dapat secara efektif mewakili data. Selain akurasi
geospasial, dan estetika, kebiasaan persepsi visual
manusia dan format
presentasi harus diperhitungkan.
Pengguna peta juga perlu
diperhatikan karena sama pentingnya dengan peta yang akan dibuat. Siapa yang akan menggunakan atau membaca peta
tematik, dan untuk
tujuan apa peta tersebut dibuat, akan membantu menentukan bagaimana peta tematik harus
dirancang. Pengguna peta tematik beragam, bisa ilmuwan
politik, ahli biologi, ahli perencana, ahli keehatan, ahli ekonomi, sehingga
pemilihan jenis peta tematik dan disain visualisasinya sangat perlu
diperhatikan, supaya peta tematik yang dibuat dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan.
Peta tematik antara
lain dapat membantu secara umum perencanaan suatu daerah, administrasi,
manajemen, perusahaan-perusahaan swasta, pendidikan, perencanaan militer.
Selain itu pembuatan peta tematik berhubungan erat dengan perkembangan ilmu
pengetahuan terutama dalam bidang geografi, geologi, pertanahan, perkotaan,
teknik sipil, pertambangan dan bidang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
masalah sosial dan ekonomi. Untuk pembuatan peta tematik, diperlukan
pengetahuan kartografi dan statistik, yang merupakan pengetahuan dalam membaca
dan menggunakan peta serta cara-cara perhitungan yang banyak digunakan dalam
representasi data statistik.
Suatu peta tematik dapat terdiri dari satu tema (peta analisis), misalnya peta Tanah, peta Geologi, Peta Kelas Lereng; atau dapat juga terdiri dari dua tema atau lebih yang mempunyai kaitan atau relevansi (peta multi-tema), misalnya peta Areal HPH yang berisi informasi tentang batas areal HPH, nama HPH, serta batas-batas fungsi hutan. Peta sintesis adalah peta hasil perpaduan atau gabungan beberapa peta tematik, yang setelah diadakan skoring berubah menjadi peta dengan sebuah tema baru, sebagai contoh peta Iklim, peta Geomorfologi, peta Kemampuan Lahan.
Suatu peta tematik dapat terdiri dari satu tema (peta analisis), misalnya peta Tanah, peta Geologi, Peta Kelas Lereng; atau dapat juga terdiri dari dua tema atau lebih yang mempunyai kaitan atau relevansi (peta multi-tema), misalnya peta Areal HPH yang berisi informasi tentang batas areal HPH, nama HPH, serta batas-batas fungsi hutan. Peta sintesis adalah peta hasil perpaduan atau gabungan beberapa peta tematik, yang setelah diadakan skoring berubah menjadi peta dengan sebuah tema baru, sebagai contoh peta Iklim, peta Geomorfologi, peta Kemampuan Lahan.
Pembuatan Peta Tematik
Proses Pembuatan Peta Tematik
Pembuatan suatu peta tematik seperti halnya
pembuatan peta topografi, sebelumnya perlu dilakukan sebuah perencanaan yang
meliputi:
- pendefinisian
maksud dan tujuan pembuatan peta tematik bersama dengan pemesan atau pengguna
peta;
- penentuan
topik yang dipilih untuk peta tematik yang akan dibuat;
- perencanaan
format hasil akhir peta tematik yang akan dibuat.
Sesudah perencanaan pembuatan peta tematik
terdefinisi dan topik peta tematik sudah ditentukan, maka tahap pembuatan peta
tematik berikutnya adalah analiss data yang meliputi pengumpulan data dan
analisis hasil pengumpulan data.
Pengumpulan data merupakan tahap permulaan dalam proses pembuatan peta tematik. Kekuatan pada peta tematik adalah kesediaan data yang dapat
dipercaya, lengkap, serta akurat. Data yang diperoleh haruslah mempunyai lokasi
dengan penyebaran/distribusi geografis yang memadai. Data yang diperoleh adalah
hasil survey terbaru sehingga mempunyai daya guna yang optimal. Pada
pengumpulan data perlu memperhatikan:
·
sumber data yang digunakan, yaitu:
- data pokok, data yang
menjadi tujuan penelitian;
- data bantu, data yang
mungkin akan digunakan sebagai pendukung dalam analisis peta selanjutnya;
- data primer, data yang
langsung dikumpulkan di lapangan dengan cara pengumpulan data lengkap;
- data sekunder, data yang diperoleh/dikumpulkan dengan mencatat data pada instansi resmi, baik pemerintahan maupun swasta yang
mempunyai wewenang dalam bidangnya terkait dengan tujuan penelitian.
·
macam data
·
cara memperoleh data
·
evaluasi dan analisis data
Data yang diperoleh seperti tersebut diatas akan disajikan pada peta
tematik dalam bentuk simbol kualitatif dan/atau kuantitatif sesuai dengan
aturan atau pemilihan simbol yang berlaku pada kartografi.
Pada pengumpulan data ini, perlu disiapkan
peta dasar topografi yang akan digunakan sebagai data dasar (peta kerangka)
untuk pembuatan peta tematik. Pada peta topografi
tersebut perlu dilakukan proses generalisasi sesuai dengan unsur yang
diperlukan pada peta tematik yang akan dibuat. Unsur-unsur penting pada peta
topografi yang akan digunakan sebagai peta kerangka untuk pembuatan peta
tematik antara lain unsur-unsur:
- koordinat geodetik dan atau koordinat proyeksi dalam
bentuk gratikul atau grid;
- pola aliran sungai
- pemukiman
- transportasi
- batas administrasi
- nama-nama geografi
Unsur-unsur topografi yang disajikan pada peta tematik perlu dicantumkan
sumber data/petanya.
Pada pembuatan peta tematik, data statistik
merupakan angka-angka yang menunjukkan karakteristik tertentu. Angak-angka
tersebut sangat banyak sehingga perlu disusun atau dikelompokkan dalam bentuk
kelas interval. Model pengelompokkan dalam kelas interval adalah merupakan
salah satu jenis generalisasi data. Pemilihan kelas
interval disesuaikan dengan data yang akan dipetakan, sehingga memudahkan untuk
membuat suatu visualisasi pada peta tematik.
Di dalam pemilihan kelas interval, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
- Luas persebaran data yang hendak dikelompokkan dari data yang terkecil sampai yang terbesar (diurutkan), sehingga data tidak ada yang terlewatkan;
- Jumlah individu atau keadaan yang hendak dikelompokkan; jumlah data = n.
- Jenis-jenis atau keterangan yang hendak dikelompokkan tegantung permintaan pengguna peta.
Di dalam pemilihan suatu
kelas interval, yang harus diperhatikan adalah:
-
pemilihan kelas interval harus meliputi semua
data;
-
kelas interval tidak boleh berulang (overlap);
-
semua kelas interval harus terpenuhi (tidak
ada yang terlewat);
-
pembagian data diatur sedemikian rupa melalui
pengamatan yang relatif sama;
-
mempunyai hubungan matematik yang sederhana.
Adapun susunan
dari kelas-kelas interval yang
digunakan untuk menempatkan data ke dalam kelas dapat dibedakan
atas:
-
kelas interval teratur (tingkatan sama);
-
kelas interval berdasarkan hitungan;
-
kelas interval tidak teratur.
Macam
metode klasifikasi data statistik dapat dibedakan atas:
-
sistem kelas interval teratur,
I=range/K
-
sistem kelas interval aritmatik,
A + X + 2X + 3X + … = B
-
sistem kelas interval
geometrik, B = AXn
-
sistem kelas interval kuantiles,
X = ∑ DATA/∑ KELAS
-
sistem kelas interval
dispersal graph.
Selain memastikan data peta tematik adalah akurat, ada
berbagai cara untuk menggunakan data dan masing-masing harus dipertimbangkan
dengan tema peta tematik yang akan dibuat. Sebagai contoh, pemetaan univariat
adalah peta dengan satu jenis data yang memperlihatkan terjadinya satu jenis
aktivitas; proses ini baik untuk pemetaan curah hujan suatu lokasi. Pemetaan bivariat menunjukkan distribusi dari dua set data dan model korelasi, sebagai contoh jumlah curah hujan relatif terhadap
suatu data ketinggian. Pemetaan multivariat adalah visualisasi dengan dua atau lebih set data; sebuah peta multivariat bisa mempresentasikan curah hujan, ketinggian, dan jumlah relatif vegetasi.
Tahap selanjutnya pada proses pembuatan peta
tematik sesudah dilakukan analisis data, adalah visualisasi yang meliputi
pembuatan disain peta, dan media yang akan digunakan untuk hasil akhir.
Pengertian disain peta disini adalah pemilihan simbol peta yang akan disajikan
pada peta tematik, serta bagaimana tata letak peta tematik yang akan
dihasilkan. Pada umumnya tata letak peta tematik berbeda dengan tata letak peta
topografi. Jika pada peta topografi tata letak peta umumnya terdiri atas muka
peta, informasi tepi dan batas peta selalu pada area yang berbeda, maka tata
letak peta peta tematik, muka peta informasi peta dapat dalam satu area yang
sama atau pada area yang berbeda.
Tata Letak Peta Tematik
Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam membuat tata letak peta tematik, antara lain:
- penentuan
tata letak peta dan komposisi peta harus mempertimbangkan cara-cara yang
dapat menyentuh perasaan tertarik (sensible)
dan menarik.
- faktor
utama yang harus diperhatikan adalah keseimbangan (balance) tata letak informasi tepi, ukuran dan tipe huruf.
- komposisi peta-peta seri yang direncanakan untuk dibuat perlu berkesinambungan sehingga antara seri-seri peta dapat terhubung satu sama yang lain.
Kandungan
isi peta tematik harus terkait dengan tujuan pembuat peta. Pada
peta tematik terdapat tiga macam isi yaitu:
- isi utama adalah
isi yang menjadi tujuan utama pembuat peta.
- isi kedua adalah
peta dasar yang menjadi acuan pembuat peta.
- isi pendukung adalah informasi tepi peta.
Pada saat ini penyajian suatu peta tematik
bisa menggunakan media kertas dalam bentuk peta cetak atau menggunakan media
dijital yang hasil akhirnya bisa dalam bentuk soft copy atau juga visualisasi
pada media internet.
Jenis
Peta Tematik
Peta tematik mempunyai beberapa jenis
tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan peta tematik.
-
peta
diagram
Pada peta diagram, dua atau lebih subyek
tematik yang berelasi disajikan dalam bentuk diagram yang proporsional. Diagram
yang disajikan dapat dalam bentuk diagram batang, lingkaran, empat persegi
panjang, diagram kurva. Masing-masing diagram disajikan pada posisi dari suatu
lokasi atau dipusat area, yang memberikan informasi tentang keberadaan data
yang diberikan pada diagram bersangkutan.
Tinggi rendahnya atau besar kecilnya
diagram menyatakan suatu besaran dari
data kuantitaif yang diberikan oleh data, sedang warna yang digunakan
menyatakan jenis data lain yang berhubungan dengan data bersangkutan.
Peta Diagram
Contoh,
Peta Jumlah Penduduk, tinggi rendahnya diagram menyatakan jumlah penduduk,
sedang warna yang digunakan untuk menyatakan jenis penduduk, pria dan wanita.
-
peta distribusi (dot distribution maps)
Suatu peta
tematik yang menggunakan simbol titik kuantitatif untuk menyajikan suatu data
yang spesifik, serta mempunyai kuantitas yang pasti dari sejumlah variabel.
Satu titik (dalam bentuk simbol) memberikan suatu nilai tertentu, sehingga jika
pada suatu area di peta bersangkutan terdapat 10 titik, maka akan
menginformasikan bahwa pada daerah tersebut terdapat 10 kali nilai dari titik
bersangkutan. Salah satu contoh peta distribusi adalah peta Penyebaran Penduduk
yang penyajian sebaran titiknya dapat dibedakan atas penyebaran secara
administratif dan geografis.
Peta Distibusi
- peta choropleth
Peta choropleth adalah peta yang
menggambarkan data kuantitatif dalam bentuk warna dan bisa menunjukkan
kepadatan, persentase, nilai rata-rata atau kuantitas dari suatu peristiwa
dalam wilayah geografis. Warna berurutan pada peta ini mewakili peningkatan atau
penurunan nilai-nilai positif atau negatif data; biasanya, setiap warna juga
mewakili rentang nilai. Peta choropleth menyajikan
ringkasan distribusi kuantitatif dengan basis deliminasi area. Data kuantitaif
yang diberikan merupakan besaran suatu data yang berkaitan dengan deliminasi
area tertentu, misalnya batas administrasi. Salah satu contohnya adalah peta Kepadatan Penduduk per km2 .
Pemetaan Choropleth menunjukkan data statistik dikumpulkan lebih
dari daerah yang telah ditetapkan, seperti kabupaten atau negara, dengan
pewarnaan atau bayangan pada daerah bersangkutan. Teknik
ini mengasumsikan distribusi relatif bahkan fenomena yang diukur dalam setiap
wilayah. Secara umum, perbedaan warna yang digunakan untuk menunjukkan
perbedaan kualitatif, sedangkan perbedaan saturasi atau ringan yang digunakan
untuk menunjukkan perbedaan kuantitatif, seperti populasi. Pada peta Kepadatan Penduduk, terdapat data dan informasi kepadatan
penduduk per km yang disajikan dengan warna; semakin tua/gelap warna yang
digunakan berarti kepadatan penduduknya semakin tinggi. Pada setiap area yang
berwarna diberiakan informasi nama lokasinya.
Peta Choropleth
-
peta dasymetrik
Peta tematik
sejenis choropleth, tetapi basisnya bukan pada batas administrasi, melainkan
pada batas dari area yang di survey. Pada peta dasymetrik, penyajian deliminasi
area didasarkan pada daerah yang disurvey dan bukan batas administrasi. Hasilnya
bisa berbeda dengan peta choropleth khususnya pada areanya; peta sebelah kiri
berdasarkan deliminasi administrasi, sedang peta sebelah kanan deliminasi
berdasarkan hasil survey.
Peta
Dasymetrik
Sebuah peta dasymetrik mirip
dengan peta choropleth, tapi satu daerah tidak ditentukan melainkani
dipilih, sehingga distribusi fenomena diukur dalam
setiap wilayah relatif seragam. Batas-batas mungkin jauh lebih jelas
dari peta isarithmi,
misalnya suatu aturan
perencanaan dapat menyebabkan daerah yang berdekatan di peta dasymetrik,
kepadatan populasi menjadi homogen secara internal tetapi ekstrem pada daerah yang berlawanan. Peta ini lebih sulit untuk mendapatkan hasil yang optimal dan kurang umum dibandingkan jenis peta tematik lainnya.
-
peta chorochromatik
Peta tematik yang
memperlihatkan distribusi kualitatif dari fenomena spesifik dan relasinya;
contoh, peta tanah (soil map). Pada
peta Tanah ini, semua jenis tanah yang ada pada daerah bersangkutan disajikan berdasarkan
areanya dengan menggunakan warna yang berbeda-beda. Warna muda dan warna tua
yang digunakan untuk simbol jenis-jenis tidak mempunyai suatu harga tertentu
karena sifatnya yang kualitatif.
Peta Chorochromatik
-
peta
isoline
Peta tematik yang memperlihatkan harga
numerik untuk distribusi yang kontinyu, dalam bentuk garis-garis yang terhubung
pada suatu harga yang sama, atau dengan perkataan lain, setiap garis menghubungkan titik-titik yang
mempunyai harga yang sama. Contohnya adalah peta Isobar, peta yang
menghubungkan daerah-daerah yang mempunyai tekanan udara yang sama; setiap
garis yang menghubungkan daerah yang bertekanan udara sama diberikan sebuah
angka.
Peta Isoline
-
peta
alir (flow maps)
Peta tematik yang menyajikan informasi dalam
bentuk garis tebal atau warna untuk memperlihatakan arah atau frekuensi
pergerakan. Contoh, Peta Jalur Penerbangan (peta frekuensi penerbangan dari
satu tempat ke tempat lain; setiap garis mempunyai ketebalan yang berbeda yang
menginformasikan banyak sedikitnya frekuensi penerbangan dari satu tempat ke
tempat yang lain, sedang warna menginformasikan nama perusahaan penerbangan.
Peta Alir
*) Tulisan diambil dari Buku KARTOGRAFI, Hadwi Soendjojo dan Akhmad Riqqi, Penerbit ITB 2012
terima kasih, sangat bermanfaar
BalasHapusTrims
BalasHapusTerima kasih, Pak. Artikelnya sangat membantu
BalasHapusIzin bertanya pak ...
BalasHapusKartografi menggabungkan sains, estetika, dan
teknik, Jelaskan yang mana SAINS tersirat dalam
Kartografi , Yang mana Estetika dan yang mana
Tekniknya
Izin bertanya pak ...
BalasHapusKartografi menggabungkan sains, estetika, dan
teknik, Jelaskan yang mana SAINS tersirat dalam
Kartografi,Yang mana Estetika dan yang mana
Tekniknya